Thursday, January 28, 2016

Bahasa Sunda di Brebes Jawa Tengah

Prolog
Saya tertarik untuk menulis terkait artikel Bahasa Sunda di Brebes Jawa Tengah ini ketika mendengar Obrolan di Kontrakan daerah Jakarta antara Ibu saya yang berasal dari Cianjur dan 2 Tetangga yang berasal dari Majalengka serta Bandung ketika membicarakan karateristik Bahasa Sunda di tiap daerah.
Dan yang paling saya bikin tertawa adalah ketika Tetangga yang berasal dari Bandung bilang bahwa di Brebes juga banyak yang berbicara menggunakan Bahasa Sunda, cuman kosakatanya ada yang berbeda. Paling ngakak ketika dia bilang bahwa Perempuan disana dipanggilnya "bikang" :D padahal di daerah lain sebutan "bikang" untuk "hewan betina".
Dan ibu saya menimpali, mungkin katanya mereka baru belajar. Tapi saya klarifikasi dikit bahwa di Brebes ada Sejarah panjang Bahasa Sunda yang sudah lama mengakar.

Sejarah
Penduduk Kecamatan Salem dan beberapa Kecamatan di Kabupaten Brebes berbahasa dan berkebudayaan Sunda sejak berabad-abad yang lampau, sehingga mereka adalah penduduk asli di daerah ini. Pada masa lampau, daerah Salem termasuk dalam wilayah Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pajajaran. Ada sementara cerita lisan yang mengatakan bahwa penduduk Salem ada keterkaitan dengan Kejadian Perang Bubat zaman Majapahit. Setelah Perang Bubat, ternyata tidak seluruh punggawa/pengawal/rakyat

Pajajaran mati terbunuh, dan kembali ke Jawa Barat. Ada sisa-sisa punggawa tersebut menetap diwilayah kecamatan Salem. Peninggalan penduduk pertama tersebut, sebagian dapat dilihat di situs Gunung Sagara (Lautan). Pada abad ke-19 ditemukan naskah lontar tua di situs Gunung Sagara yang menggunakan Bahasa Sunda kuno. Naskah ini dibawa bupati Brebes RAA. Tjandranegara dan diserahkan kepada seorang ahli bahasa KF. Holle untuk kemudian disimpan di Batavia. Paling tidak ada dua naskah Sunda yang terkenal, yaitu Sewaka Darma dari Kabuyutan Ciburuy, Garut dan Carita Ratu Pakuan, yang menyebutkan sendiri bahwa (isi) naskahnya berasal dari (dan hasil bertapa dari) Gunung Kumbang (1218). Gunung Kumbang masa lampau mungkin adalah sebuah tempat lemah dewasasana, kabuyutan, dan tempat bagi para intelektual masa kerajaan Sunda. Mungkin di sini termasuk pula Gunung Sagara, di mana Gunung Sagara terletak di lereng selatan Gunung Kumbang tersebut.
Garis Merah merupakan daerah di Brebes yang banyak menuturkan Bahasa Sunda

Bahasa Sunda Brebes adalah bahasa Sunda yang digunakan oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah terutama di bagian selatan dan barat daya wilayah tersebut. Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan dengan wilayah Jawa Barat. Di wilayah itu, terutama di wilayah Brebes bagian selatan, terjadi persinggungan antara dua bahasa di Indonesia, yaitu persinggungan antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda.

Wilayah bahasa
Wilayah yang terdapat penutur bahasa Sunda meliputi kecamatan Salem, Bantarkawung, Ketanggungan, Banjarharjo dan beberapa desa di kecamtan Tanjung (Sarireja dan Luwungbata), Kecamatan Larangan (Wlahar, Kamal dan Pamulihan) dan Kecamatan Kersana (Kradenan dan Sindang Jaya).

Bahasa Sunda dan bahasa Jawa dipakai secara bersama di beberapa desa di kecamatan Bumiayu (Pruwatan dan Laren), kecamatan Bantarkawung (Cinanas, Cibentang, Karang Pari, Pangebatan, dan Bantarkawung), Kecamatan Ketanggungan (Pamedaran, Baros, Kubangsari, Kubangjati, Dukuh Badag, dan Kubangwungu), Banjarharjo (Banjarharjo, Cimunding, Ciawi, Tegalreja, dan Banjar Lor), Kecamatan Losari (Karang Junti dan Babakan) dan Kecamatan Kersana (kubangpari).
Pemakaian Sehari-hari

Penutur bahasa Sunda di Kabupaten Brebes selalu menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat setempat. Di dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual beli di pasar, ceramah agama di masjid, dan upacara adat (pernikahan, khitanan, syukuran, sedekah bumi), bahasa Sunda selalu digunakan sebagai bahasa pengantar. Meskipun begitu, bahasa Sunda di Kabupaten Brebes hanya digunakan dalam ragam lisan, bukan dalam ragam tulis dan sampai saat ini bahasa tersebut masih dipelihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya.

Kebiasaan yang menarik yang dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kecamatan Losari, Banjarharjo, dan beberapa kecamatan di daerah Brebes selatan adalah adanya kecenderungan masyarakat dalam melakukan hampir seluruh aktivitasnya, seperti bersekolah, berobat, berbelanja, atau keperluan lain lebih cenderung melakukannya ke Kecamatan Ciledug, yakni kecamatan yang ada di sebelah timur Kabupaten Cirebon daripada ke kota Brebes itu sendiri. Hal ini disebabkan karena lebih mudahnya mendapatkan sarana transportasi ke arah Ciledug daripada ke Brebes juga dipengaruhi oleh faktor masyarakat yang sebahasa yang menjadikan mudahnya berkomunikasi dan ikatan satu bahasa.
Karakteristik

Perbedaan bahasa Sunda Brebes dengan bahasa Sunda standar tampak menonjol pada intonasi dan beberapa kosakata, sedangkan dalam tataran frasa dan kalimat tidak terjadi perbedaan.

Dalam tataran frasa, misalnya:
    mah bapa = rumah ayah
    peti suluh = peti kayu
    budak bandel = anak nakal
    hayang hees = ingin tidur
    ngakan kejo = makan nasi
    gede kacida = besar sekali
    jenuk budak = banyak anak.

Kalimat bahasa Sunda Brebes contohnya adalah :
    Misah lulus ujian nyaneh kudu di ajar = agar lulus ujian kamu harus belajar
    Iraha nyaneh mangkat = kapan kamu pergi
    Naha nyaneh telat = mengapa ia terlambat?
    Mih, balik ti pasar = ibu pulang dari pasar
    Kakak geus indit=kakak sudah pergi

Yang menarik adalah sebagian kosakata bahasa Sunda standar yang termasuk kosakata netral (tidak kasar dan juga tidak halus) di dalam bahasa Sunda Brebes selalu diaggap lebih halus. Misalnya, frasa:
    Hayang sare = ingin tidur
    dahar sangu = makan nasi

Di dalam bahasa Sunda Standar dianggap halus, padahal di dalam bahasa Sunda Brebes kedua frasa itu tidak bermakna halus. Frasa yang bermakna ingin tidur dan makan nasi di dalam bahasa Sunda Brebes adalah hayang hees dan ngakan kejo.

Tabel perbandingan Bahasa Sunda Brebes dan Bahasa Sunda Standar
BSBBSSMAKNA
pocorucur/ngucuralir/mengalir
apiseuneuapi
hiberngambangapung/mengapung
apikalusbaik
jenuklobabanyak
rengkol/ngarengkolgoler/ngagolerbaring/berbaring
kakaraanyarbaru
mungkalbatubatu
saumpamanairahabilamana
bububrauhmoroburu/berburu
seuseuhkumbahcuci
dindidi manadi mana
surungdorongdorong
nyanehmanehengkau/kamu
leuweunghutanhutan
mimih/indung/babuemaibu
rubtahpamajikanistri
sapertinasabahkarena
ngocoblokomong/ngomongkata/berkata
gulunggelutberkelahi
hulusirahkepala
kedekencahkiri
sejenlainlain
sagaralautlaut
legalebarlebar
lesangleueurlicin
madangdaharmakan
endimanamana
matapanonmata
matapoepanonpoematahari
nembangnyanyimenyanyi
jamajelema/jalmaorang
perespeureutperas
kami/aingkuringsaya
rupitheurinsempit
hawanganwalungansungai
hees/pineuhsaretidur
jegumintultumpul
ulaorayular
Tabel perbandingan Bahasa Sunda Brebes, Bahasa Jawa Brebes, dan Bahasa Sunda Standar 
BSSBSBBahasa Jawa BrebesMakna
alusapikapikbaik
dorongsurungsurungdorong
lainsejensejenlain
lautsagarasegaralaut
lebarlegalegalebar
daharmadangmadhangmakan
manaendiendimana
nyanyinembangnembangmenyani
orayulaulaular

Referensi:
id.wikipedia.org/wiki/Salem,_Brebes
id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sunda_Brebes
aji-bintara.blogspot.co.id/2013/01/bahasa-sunda-di-brebes.html