Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam :
عن أبي أمامة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال “إن قبل خروج الدجال ثلاث سنوات شداد، يصيب الناس فيها جوع شديد، يأمر الله السماء في السنة الأولى أن تحبس ثلث مطرها، ويأمر الأرض أن تحبس ثلث نباتها، ثم يأمر السماء في السنة الثانية فتحبس ثلثي مطرها، ويأمر الأرض فتحبس ثلثي نباتها، ثم يأمر السماء في السنة الثالثة فتحبس مطرها كله، فلا تقطر قطرة، ويأمر الأرض فتحبس نباتها كله، فلا تنبت خضراء، فلا يبقى ذات ظلف إلا هلكت؛ إلا ما شاء الله ، قيل: فما يعيش الناس في ذلك الزمان؟ قال: التهليل والتكبير، والتحميد، ويجزئ ذلك عليهم مجزأة الطعام” وصححه الألباني في صحيح الجامع.
“Sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal adalah tempo waktu tiga tahun yang sangat sulit, pada waktu itu manusia akan di timpa oleh kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan kepada langit pada tahun pertama darinya untuk menahan 1/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanamannya. Kemudian Allah memerintahkan pada langit pada tahun kedua darinya agar menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan bumi untuk menahan 2/3 dari tanamannya. Kemudian pada tahun ketiga darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, sehingga ia tidak meneteskan setitik airpun dan memerintahkan bumi agar menahan seluruh tanamannya, maka setelah itu tidak tumbuh satu tanaman hijau pun dan semua binatang berkuku akan mati kecuali yang tidak di kehendaki oleh Allah. Para Sahabat bertanya, “Dengan apa manusia akan hidup pada masa itu?” Beliau menjawab, “Tahlil , Takbir, Tasbih dan Tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan. (H.R Ibnu Majah, Al-Hakim dan Adh-Dhiya Al-Maqdisi di shahihkan oleh Al-Albani)
Terkait hal itu, ada salah seorang Ustadz lainnya asal Bandung Jawa Barat yaitu Ustadz Rahmat Baequni yang tergabung juga dengan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Indonesia yang mengaitkan Hadits tersebut seperti halnya UZMA dengan fenomena kekeringan yang akan menimpa bumi ini.
Pengamatan saya, 2 Ustadz tersebut mencoba mengaitkan terkait Hadits ditahannya hujan selama 3 tahun hingga mengakibatkan kekeringan dengan dampak kekeringan yang akan melanda Bumi ini salah satunya adalah dampak dari Elnino. Yang saya amati juga, alasan mereka berdua menyampaikan itu adalah untuk kehati-hatian, agar Umat Islam semakin memperkuat Aqidah dan memperbanyak Ibadah seiring dengan banyaknya tanda-tanda Akhir Zaman yang muncul dan sudah pernah disampaikan Rasulullah 14 Abad yang lalu.
Salah satu tanda yang paling nyata akhir-akhir ini adalah, tumbuhnya rerumputan yang hijau di tanah Arab yang asalnya tandus dan kering kerontang. Berikut Video secara langsung yang mendokumentasikan Hijaunya tanah di sekitar Madinah, yang asalnya kering gersang. Dan dalam video tersebut diperlihatkan juga ada Curug (Air Terjun) :
Salah satu tanda yang paling nyata akhir-akhir ini adalah, tumbuhnya rerumputan yang hijau di tanah Arab yang asalnya tandus dan kering kerontang. Berikut Video secara langsung yang mendokumentasikan Hijaunya tanah di sekitar Madinah, yang asalnya kering gersang. Dan dalam video tersebut diperlihatkan juga ada Curug (Air Terjun) :
Terkait Elnino, Berikut Cuplikan berita dari tribunnews.com:
"Fenomena El Nino menurut para ilmuwan, 2019 akan menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah kehidupan manusia. Kemungkinan tengah berlangsung meningkatkan cuaca ekstrem dan diperburuk dengan perubahan iklim.
Menurut catatan data dari Climate Prediction Center di National Oceanic and Atmospheric Administration, sebanyak 80 persen El Nino telah dimulai. Setidaknya, fenomena El Nino ini akan berlangsung hingga akhir Februari 2019. Tidak hanya itu, studi yang dipublikasikan pada jurnal Geophysical Research Letters menyatakan bahwa dampak El Nino semakin memburuk di beberapa tahun terakhir akibat perubahan iklim. Dampaknya pun akan semakin parah apabila suhu Bumi terus meningkat.
"Dengan El Nino, sangat mungkin 2019 menjadi tahun terpanas," ujar Samantha Stevenson, ilmuwan iklim di University of California, Santa Barbara. Tahun-tahun terpanas di Bumi telah terjadi dalam empat tahun terakhir, yaitu 2015-2018. Dipicu oleh peningkatan emisi karbon dioksida yang memerangkap panas dan telah melebihi rekor".
Berikut Cuplikan dari Portal CNN Indonesia:
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut fenomena El Nino diprediksi bakal mengganggu cuaca secara global akhir tahun ini. Lewat Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) meramalkan akhir tahun nanti, terdapat perluang 70 persen terjadi El Nino.
El Nino merupakan gejala penyimpangan kondisi laut. Fenomena ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya di bagian tengah dan timur. Efeknya, El Nino dapat memicu kekeringan di beberapa wilayah sekaligus hujan deras di wilayah lain. "WMO tidak mengharapkan antisipasi El Nino bakal sekuat fenomena di 2015-2016, tetapi akan masih terdapat dampak yang layak dipertimbangkan," kata WMO dalam pernyataan resminya dikutip dari AFP, Senin (10/9/2018).
Prediksi ini muncul sebab WMO melihat peningkatan temperatur permukaan Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Utara, Afrika dan sepanjang garis pantai Amerika Selatan. Pada bagian dalam Amerika Selatan, Greenland, pulau-pulau selatan Pasifik dan beberapa bagian di Karibia kemungkinan masuk pengecualian.
Sekjen WMO Petteri Taalas memberikan catatan bahwa 2018 berada dalam lajur terhangat dalam rekam jejak setelah temperatur tinggi terjadi pada Juli dan Agustus di sebagian wilayah di dunia.
Sementara itu, El Nino membawa dampak termasuk di Indonesia. Jika terjadi fenomena El Nino, Indonesia bisa mengalami musim kemarau karena pengurangan curah hujan yang signifikan. Selain Indonesia, curah hujan juga bakal menurun di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di sisi lain, potensi hujan terjadi di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah atau Samudera Pasifik serta Argentina.
*****
Adapun ke depan bumi ini akan seperti apa, hanya Allah SWT yang tahu. Namun kita diberi petunjuk melalui Dalil Qur'an dan Hadits (Naqli) dan juga hasil pengamatan dan penelitian Manusia yang bisa dibuktikan secara Ilmiah dan sesuai dengan Syariat (Aqli).
Allahu A'lam Bishowab ...
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut fenomena El Nino diprediksi bakal mengganggu cuaca secara global akhir tahun ini. Lewat Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) meramalkan akhir tahun nanti, terdapat perluang 70 persen terjadi El Nino.
El Nino merupakan gejala penyimpangan kondisi laut. Fenomena ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya di bagian tengah dan timur. Efeknya, El Nino dapat memicu kekeringan di beberapa wilayah sekaligus hujan deras di wilayah lain. "WMO tidak mengharapkan antisipasi El Nino bakal sekuat fenomena di 2015-2016, tetapi akan masih terdapat dampak yang layak dipertimbangkan," kata WMO dalam pernyataan resminya dikutip dari AFP, Senin (10/9/2018).
Prediksi ini muncul sebab WMO melihat peningkatan temperatur permukaan Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Utara, Afrika dan sepanjang garis pantai Amerika Selatan. Pada bagian dalam Amerika Selatan, Greenland, pulau-pulau selatan Pasifik dan beberapa bagian di Karibia kemungkinan masuk pengecualian.
Sekjen WMO Petteri Taalas memberikan catatan bahwa 2018 berada dalam lajur terhangat dalam rekam jejak setelah temperatur tinggi terjadi pada Juli dan Agustus di sebagian wilayah di dunia.
Sementara itu, El Nino membawa dampak termasuk di Indonesia. Jika terjadi fenomena El Nino, Indonesia bisa mengalami musim kemarau karena pengurangan curah hujan yang signifikan. Selain Indonesia, curah hujan juga bakal menurun di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di sisi lain, potensi hujan terjadi di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah atau Samudera Pasifik serta Argentina.
*****
Adapun ke depan bumi ini akan seperti apa, hanya Allah SWT yang tahu. Namun kita diberi petunjuk melalui Dalil Qur'an dan Hadits (Naqli) dan juga hasil pengamatan dan penelitian Manusia yang bisa dibuktikan secara Ilmiah dan sesuai dengan Syariat (Aqli).
Allahu A'lam Bishowab ...