Thursday, March 22, 2018

Polemik Membawa Anak BALITA ke Mesjid ketika Sholat Berjamaah

Ketika mengikuti Sholat Tarawih di sebuah Mesjid di daerah Jalan Bangka - Mampang Prapatan - Jakarta Selatan sekitar sebelum tahun 2010 atau ketika saya belum menikah. Saya mendengar di Lantai 2 ada suara Bayi menangis yang membuat saya terganggu dan ngedumel dalam hati: "kok bayi dibawa ke Mesjid sih? bukankah Perempuan lebih Sholat di Rumah saja terlebih mempunyai anak bayi, ganggu orang yang lagi sholat aja."

Waktu berlalu, di Tahun 2017 dan 2018 ini ketika anak kedua saya yang laki-laki semenjak Umur 2 Tahunan sering ikut ke Mushola tempat saya tingggal di Cianjur. Ketika dia ikut ke Mushola tingkahnya emang bikin gemes dan mungkin juga ngeselin hehehe, karena ketika Sholat berjamaah sedang berlangsung, sering kali dia jalan-jalan melintasi shaft jamaah, memukuli anak lain yang sedang Sholat yang usianya masih anak-anak juga sekitaran 5-8 Tahun (jadi kalau diajak bercanda mereka kepancing juga), dan penyakit lainnya ketika sholat jamaah sedang berlangsung adalah anak saya tersebut kadang suka minta ke Toilet untuk Kencing atau BAB. Pernah suatu ketika, karena gak kuat untuk Pipis dia kencing diluar Mushola pas di tangga keluar Mesjid atau pas lagi Sholat dia teriak ingin ke Toilet yang tentu saja tidak hanya mengganggu saya tetapi Jamaah lain karena kalau dia Pipis di Mushola bisa berabe T_T atau cerita lain ketika pas lagi nunggu Iqomat ngajak pulang :D. Anak saya ini emang makin kesini, makin intens ingin ikut ke Mushola dan sekarang umurnya 3,5 Tahun. Tapi Alhamdulillah tetangga saya banyak yang berprofesi sebagai Guru di SD/SMP/SMA agak memahami karakteristik pendidikan anak jadi masih mentolerir kelakuan anak saya (usianya paling kecil di Mesjid).

Beda lagi dengan Mesjid sekitar tempat tinggal saya di Jakarta, dimana rata-rata Jamaahnya adalah orang tua diatas 50 tahun. Anak-anak yang sudah seharusnya diajarkan sholat berjamaah, seperti ditolak kehadirannya karena dianggap berisik dan mengganggu mereka sholat. Makanya saya amati, jarang Pemuda atau Remaja yang Sholat di Mesjid. Pada suatu ketika, pernah pengurus Mesjid menggembok pagar pas Sholat Maghrib akan berlangsung, supaya anak-anak yang usianya rata-rata usia SD (7-12 tahun) tidak bisa masuk Mesjid karena dianggap berisik.
Dari pengalaman saya terkait anak-anak yang ikut Sholat berjamaah di Mesjid/Mushola, memang sebagai orang tua kita harus bisa menempatkan diri. Jika anak kita dianggap agak "hyperactive" dan masih BALITA maka sebaiknya Orang Tua tidak membawa si anak ke Mesjid dan terutama juga jika Jamaah memberikan penolakan (beda dengan jamaah di tempat saya yang welcome). Sedangkan untuk anak diatas 7 Tahun memang harusnya menjadi kewajiban Komunitas Muslim untuk membuat mereka aktif Sholat berjamaah di Mesjid.

Atau mungkin bisa mencontoh Mesjid di Negara Turki yang memberikan anak-anak tempat berkreasi ketika Orang Tuanya sedang Sholat ^_^